Sabtu, 06 Juni 2015

EVALUASI PENGAJARAN DAUR ULANG KALENG SUSU DAN BOTOL BEKAS PADA ANAK – ANAK



Nama kelompok
1.        Devira Fadiyah (13-031)
2.      Yessica (13-101)
3.      Hanna Chairunnisa Lubis (13-105)
4.     Ester Rheyn Judika S (13-109)
5.        Reza Al Faridz (13-113)
Evaluasi :
1.   Penulisan huruf kapital pada awal kata bulan (April), sudah diperbaiki

2.  Alat dan bahan, alat dan bahan yang dianggap terlalu berbahaya jika digunakan oleh anak seorang diri, maka dari itu perlu diberitahukan kepada anak mengenai harus adanya pengawasan orang tua jika akan melakukan kegiatan tersebut.

3.    Penggunaan tisu yang berlebih maka itu tidak sama dengan konsep daur ulang, maka dari itu diberi penambahan pengetahuan kepada anak mengenai barang – barang lain yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut, contohnya koran bekas dapat menjadi pengganti tisu.

Minggu, 26 April 2015

PENGAJARAN DAUR ULANG KALENG SUSU DAN BOTOL BEKAS PADA ANAK-ANAK

Nama Kelompok
1. Devira Fadiyah R (13-031)
2. Yessica (13-101)
3. Hanna Chairunnisa L (13-105)
4. Ester Rheyn Judika S (13-109)
5. Reza Al Faridz (13-113)

A.    OBSERVASI
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 17 april 2015 pada jam 4 sore. Kami memulai pelaksanaan tugas dengan mencari anak dengan umur sekitar 6-10 tahun yang rumahnya berdekatan. Setelah anak-anak terkumpul, kami mulai pengajaran dengan berkenalan satu sama lain dan memperkenalkan diri kami. Kami memberitah tentang apa yang akan kami ajarkan hari ini. Saat kami mengatakan hari ini kami akan mengajarkan membuat tempat pensil dari kaleng susu bekas, mereka terlihat bingung. Beberapa dari mereka saling melihat satu sama lain. anak-anak terlihat antusias saat memilih kertas tisu yang akan digunakan, menggunting kertas tisu untuk membuat pola tempat pensil. Salah satu anak ada yang menjadi sangat kompetitif dalam pengerjaan dan ada juga yang merasa bahwa membuat tempat pensil tidak cocok untuk dikerjakan oleh laki-laki. Namun, pada akhirnya, mereka merasa puas dengan pengerjaan tempat pensil mereka karena itu merupakan hasil tangan mereka sendiri. Hari kedua, anak-anak terlihat tertarik saat mendaur ulang botol bekas menjadi pot bunga. Mereka semakin tertarik bahwa mereka akan mengecat sendiri pot bunga mereka. Pertamanya mereka terlihat berhati-hati saat mengerjakannya karena takut kotor, tetapi lama kelamaan mereka terlihat lebih santai dan mengerjakannya dengan penuh semangat. Mereka mencampur warna lain sehingga mendapatkan warna-warna baru. Saat waktunya sudah mau habis, mereka tidak mau berhenti. Pada akhirnya, kami menghitung sampai 10 dan mereka berhenti mewarnai. Mereka terlihat puas dengan pot bunganya. Mereka tersenyum dan saat menunggu kering mereka tidak sabar. Mereka menunggu di dekat pot mereka. Saat pot mereka sudah selesai, mereka terlihat senang.

B.     PERENCANAAN
1.      Landasan Teori
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dengan main anak akan belajar, artinya anak yang belajar adalah anak yang bermain, dan anak yang bermain adalah anak yang belajar. Bermain dillakukan anank – anak dalam berbagai bentuk saat sedang melakukan aktivitas,mereka bermain sambil berjalan berlari, mandi, menggali tanah, memanjat, melompat, bernyanyi, menyusun balok menggambar, dan lain sebagainya. Kami berusaha memahami konsep belajar sambil bermain dengan konsep pedagogi praktis. Seperti yang diketahui pedagogipraktis tidak hanya mengetahui apa yang dituliskan di teori saja tetapi dengan mengaplikasikannya dengan cara melakukan kegiatan bermain sambil belajar seperti ini yang akan meningkatkan kreativitas maupun perkembangan motorik anak.  Dalam hal pengaplikasian proses pembelajaran ini tentu saja dibutuhkan seorang pendidik, kami disini berlaku sebagai pendidik anak – anak ini dalam proses bermain sambil belajar. Peran kami tidak jauh berbeda dengan para guru pada umumnya. Maka kami berusaha untuk mampu menjadi guru yang baik.

Adapun ciri – ciri guru yang baik antara lain :
·         Hormat, jujur, kasih sayang sabar, ikhlas, disiplin, bertanggung jawab, rajin berpikir postif, ramah, rendah hati
·         Memiliki kesadaran akan tujuan
·         Excellent
·         Mempunyai kemampuan bekerja dalam tim
·         Mampu membuat anak mencintai belajar

Konsep pembelajaran tentu mempunyai tujuan yang jelas. Kali ini dalam konsep kami belajar sambil bermain tujuan kami adalah meningkatkan kreativitas anak, meningkatkan perkembangan motorik halus, dan meningkatkan kemampuan bersosial.

Mengembangkan motorik halus melibatkan otot –otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki. Disini dapat dilihat bahwa dengan mengecat dan membuat tempat pensil sangat membantu anak – anak dalam meningkatkan kemampuan otot halus mereka.  Kemudian dengan memberikan kebebasan mereka dalam mengecat maupun membuat tempat pensil akan memunculkan imajinasi imajinasi mereka yang dapat meningkatkan kreatifitas mereka. Dan bermain sambil belajar bersama teman – teman tentu akan meningkatkan  kemampuan bersosialisasi mereka.

2.      Lokasi
Komp. Pemda Jalan Kenanga No. 5 Tanjung Sari Medan 20132

3.      Waktu
Pertemuan pertama
Hari : Jumat, 17 April 2015
Jam : 16.00 WIB – 17.30 WIB

Pertemua kedua
Hari : Sabtu, 18 April 2015
Jam : 14.00-16.00

4.      Rencana Kegiatan
Jumat, 17 April 2015
16.00-16.10: Perkenalan, persiapan untuk memulai pengerjaan tempat pensil, dan briefing singkat
16.10-17.20: Pengerjaan tempat pensil dari kaleng bekas
17.20-17.30: Pemberian reward dan perpisahan

Sabtu, 18 April 2015
14.00-14.10: Persiapaan pembuatan pot bunga dari botol bekas
14.10- 15.50: Pengerjaan pot bunga dari botol bekas
15.50-16.00: pemberian reward dan perpisahan

C. PELAKSANAAN
Pertama, kami mencari anak – anak dengan kriteria yang dibutuhkan (anak- anak berusia 6 – 9 tahun sekitar 4 – 5 orang). Kemudian kami memberitahu mengenai kegiatan yang akan kami lakukan dengan orangtua mereka dan meminta izin kesediaan anak –anaknya untuk mengikuti kegiatan kami. Setelah mendapat izin kami akan membawa anak – anak ke rumah salah satu anggota kelompok kami yaitu Hanna Chairunnisa L yang alamatnya sudah tertera diatas.

Kami melakukan kegiatan mendaur ulang barang – baranf bekas tersebut selama dua hari. Hari pertama untuk membuat tempat pensil dari kaleng bekas dan hari kedua membuat pot dari botol plastik bekas. Kegiatan pertama kami adalah perkenalan, lalu dilanjutkan dengan memberi informasi mengenai lingkungan, kemudian langsung mengerjakan kegiatan yang dimaksud, dan terakhir penutup. Hari kedua pertama akan diberi penjelasan singkat tentang masalah sampah lalu dilanjutkan dengan pendauran ulangan botol bekas.

Dalam sesi perkenalan kami akan memberi tahu nama nama anggota kami agar mereka dapat memanggil kami dengan akrab, kemudian kami akan memberi mereka informasi mengenai lingkungan, bagaimana lingkungan yang bersih, bagaimana lingkungan yang kotor, bahaya lingkungan yang kotor dan cara pencegahan lingkungan yang kotor salah satunya adalah melakukan daur ulang. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan barang daur ulang, pelaksanaan akan terlampir. Dan terakhir penutup acara adalah dengan memilih barang manayang paling unik dan memberikan reward kepada anak – anak karena telah berpartisipasi dalam kegiatan yang kami adakan.

Cara Membuat :
Tempat pensil dari kaleng susu bekas
1.      Gunting kertas tisu menjadi 4 bagian dengan ukuran persegi panjang kemudian gulung kertas tisu dengan cara memuntirnya / memilinnya dengan jari dari ujung kertas sampai ujung lainnya.

2.      Lakukan hal demikian secara terus menerus sampai gulungan kertas yang digunakan cukup untuk menutupi kaleng bekas

3.      Sebelum gulungan kertas ditempel, kaleng bekas harus di tempel tisu untuk menjadi alasnya

4.      Kemudian tempel gulungan kertas tisu tersebut

5.      Tempel kertas tisu beda waena pada pinggir atas dan bawah kaleng agar tampak lebih menarik

6.      Kemudian kita membuat hiasan bunga, dengan cara membuat gulungan – gulungan tisu warna kecil dan beda – beda warnadan membuat pola seperti bunga. Buat bunga secukupnya

7.      Kemudian tempel bunga pada kaleng

8.      Agar tempat pensil lebih tahan lam, kita dapat memberi perni.

9.      Tempat pensil siap digunakan

Pot dari botol plastik bekas
1.      potong botol plastik agak miring menjadi setengah botol

2.      pada pinggiran botol buat lubang kecil dengan menggunakan cutter
untuk dibolongin pada kedua sisi yang berhadapan

3.      lalu siapkan cat dengan pilihan warna apapun,kuas dan koran bekas
sebagai alasnya

4.      mulailah dengan mengecat bagian dalam botol terlebih dahulu lalu
dengan memakai sarung tangan plastik dan beralaskan koran

5.      setelah bagian dalam botol,dilanjutkan dengan mengecat bagian luar botol

6.      tunggu sampai cat pada botol kering setelah itu isi botol dengan
tanah dan bibit yang telah disiapkan

7.      pada akhirnya,buat tali rajut pada masing-masing lubang agar pot bisa
digantung dimanapun,misal di batang pohon

8.      selesai

D.    LAPORAN KEGIATAN
          Hasil yang kami terima sebagai pendidik khususnya terhadap pengajaran yang kami berikan sangat positif. Positif dalam artian, kami sebagai pendidik merasa bangga, puas dan berhasil untuk bisa mendidik anak-anak dengan berbasis pembelajaran paedagogi. Dengan melihat para peserta yang sangat senang dan tertarik dengan apa yang kami ajarkan kepada mereka, diujung waktu kami memberikan mereka beberapa reward sebagai tanda terima kasih kami kepada semua peserta dan reward juga bukan sekedar hal yang terlalu menjadi fokus utama, Karena misi kami disini adalah bagaimana kami para pendidik bisa memberikan pengajaran dimulai dari hal yang kecil selayaknya orang dewasa yang bertanggung jawab. Lalu kami juga ingin melihat bagaimana respon anak-anak yang kami ajarkan dalam proses yang kami berikan, dimulai dari pemahamannya, keaktifannya, dan cara mereka untuk mengungkapkan aspirasi mereka jika mereka merasa kurang puas atas hasil yang mereka dapatkan.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, kami melihat semua peserta sangat merasa tertarik dan senang atas pembelajaran yang diberikan. Walaupun pada awalnya khususnya hari pertama mereka masih terlihat malu dan canggung karena baru mengenal kami, tetapi seiring dengan berjalannya waktu mereka sangat menikmati setiap perjalanan program dan sangat antusias ketika kami akan melanjutkan kepada pembelajaran yang selanjutnya. Dari awal pembelajaran, kami tidak menuntut agar anak bisa sempurna dalam pembuatan barang-barang yang kami ajarkan, tetapi sejauh kami melihat perkembangan mereka saat proses pembelajaran, mereka sangat bisa menguasai setiap program yang kami buat walaupun tidak sepenuhnya sempurna tetapi mereka bisa mengikuti petunjuk dan arahan yang kami berikan. Disamping itu juga, kami melihat anak-anak bisa bereksplorasi dan masing-masing dapat mengembangkan kreatifitasnya melalui pemilihan warna yang beragam, hiasan, dan cara mereka untuk melalukan tugas tersebut. Pada kesempatan berikutnya khususnya hari kedua, para peserta juga memperlihatkan semangat mereka dan siap untuk menerima pembelajaran yang selanjutnya. Seperti pada pembuatan pot bunga, mereka sangat aktif dan kreatif dalam menjalani tugas tersebut mulai dari pemilihan catnya sampai memberikan warna pada tempat pot tersebut, mereka sangat teliti dan ketika pengerjaan berlangsung tidak ada keonaran ataupun keributan yang terjadi karena dari mereka semua sangat teliti dan berkonsentrasi.

Kami sebagai pendidik bisa memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam pembelajaran, dan berharap untuk bagi semua pendidik dapat memberikan pembelajaran yang tepat bagi anak-anak yang mempunyai bakat ataupun bagi anak-anak yang mempunyai kekurangan dan bisa memberikan pengajaran yang terbaik bagi peserta didik. Karena para peserta didik hanya bisa mengikuti pendidik dalam mempelajari sesuatu dan menerapkannya dalam kehidupan mereka, jadi kita sebagai pendidik tidak boleh asal dalam memberikan pengajaran karena hal ini akan membawa peserta didik kepada masa yang akan datang.

E.     DOKUMENTASI


F.      TESTIMONI
Kegiatan eco learning dengan bermain sambil belajar kreatifitas ini menarik buat anak-anak. Kami mengalami sedikit perdebatan saat menentukan topiknya dan apa kegiatan yang akan kami lakukan dan sepakat untuk memilih topik eco learning. Dan kegiatannya adalah dengan mengajarkan cara membuat pot bunga dan menghiasnya, kemudian membuat kotak pensil dan menghiasnya dan bisa dibuat di meja belajar. Saat perencanaan kami juga sedikit mengalami kesulitan untuk menentukan siapa anak-anak yang akan kami ajak, awalnya kami berniat untuk melakukan di sekolahan tetapi akhirnya kami sepakat akan melakukan dengan anak-anak tetangga salah satu anggota kelompok kami. Kami juga mengalami sedikit kesulitan untuk menyamakan jadwalnya karena anak-anak punya kegiatan berbeda, ada yang les hingga sore. Dan akhirnya kami mendapatkan jadwal yang kami semuanya bisa. Saat proses pelaksanaan kami tidak mengalami kesulitan yang cukup berarti. Saat pelaksanaan banyak hal-hal yang menyenangkan karena anak-anak tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut. Anak-anak juga sering bertanya kalau tidak mengerti dan meminta bantuan jika membutuhkan pertolongan. Kami juga membagikan reward kepada mereka, mereka juga sangat senang mendapatkan reward dari kami walaupun tidak mahal hanya jajanan saja. Tetapi mereka tetap senang. Saat proses penyusunan laporan kami berbagi tugas lalu dikumpulkan kemudian disepakati terlebih dahulu pada laporan kami ini. Akhirnya laporan dapat diselesaikan secara maksimal dan tepat waktu.

Senin, 16 Maret 2015

Vermilion

She seemed dressed in all of me,
stretched across my shame.
All the torment and the pain
Leaked through and covered me
I'd do anything to have her to myself
Just to have her for myself
Now I don't know what to do,
I don't know what to do when she makes me sad.

She is everything to me
The unrequited dream
A song that no one sings
The unattainable,
she's a myth that I have to believe in
All I need to make it real is one more reason
I don't know what to do,
I don't know what to do when she makes me sad.

But I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

A catch in my throat, choke !!
Torn into pieces
I won't, no!
I don't wanna be this...

But I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

She isn't real !!!
I can't make her real !!!
She isn't real !!!
I can't make her real !!!

Minggu, 30 November 2014

EVALUASI KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4

EVALUASI
KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4
Anggota Kelompok
Ø  Sastri Dalila                                       : 101301002
Ø  Dhita Sundary Dalimunthe               : 101301009
Ø  Kurnia Boby Safarov Hasibuan       : 121301054
Ø  Akhlak Khazimi Harahap                 : 121301103   
Ø  Reza Al-Faridz                                  : 131301113
           Pada matakuliah kreativitas, difakultas Psikologi USU, berbagai macam cara dilakukan dosen pengampu matakuliah ini untuk membuat mahasiswa memahami masalah keterbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat menjadi pribadi yang lebih kreatif, atau dapat membantu orang lain untuk berfikir, bersikap, dan berprilaku kreatif. Salah satu tekhnik yang dilakukan dosen pengampu kami dalam mencapai tujuan matakuliah ini adalah dengan memberikan tugas-tugas, baik tugas individu maupun kelompok, yang kami posting kali ini merupakan salah satu tugas kelompok, dimana kelompok harus memposting konsep performa yang dikaitkan dengan teori, yang nantinya performa tersebut akan ditampilkan didepan kelas. Berikut  konsep yang dihasilkan oleh kelompok 4.
PUPPET SHOW
TEORI
Proses yang dilalui kelompok dalam menghasilkan ide menampilkan Puppet Show, Ditinjau dari teori 4P :
1.      Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Ketika kelompok diberikan tugas menampilkan performa, masing-masing individu didalam kelompok mulai berfikir performa apa yang akan ditampilkan sambil berdiskusi, dan muncullah beberapa ide performa yang berbeda-beda dari setiap individu, disini kelompok berdiskusi ketika sesudah mata kuliah kreativitas selesai.
2.      Press
Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu, baik dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Setiap individu didalam kelompok ingin mendapatkan nilai A pada mata kuliah kreativitas, ini merupakan dorongan dari internal setiap individu didalam kelompok. Sedangkan dorongan eksternal kami adalah kami tidak mau kalah dari kelompok yang lain, adanya rasa ingin menampilkan yang terbaik diantara yang lain, membuat sesuatu yang berbeda dan unik.  
3.      Proses
Menurut Torrance (1988) proses kreatif dan ilmiah dimulai dari kita menemukan suatu masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Disini ketika kelompok diberi tugas menampilkan performa kreativitas ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok, dimana kelompok harus mendapatkan suatu ide untuk meyelesaikan tugas tersebut sampai dapat menampilkan performa didalam kelas.
Adapun tahap dalam memecahkan masalah tersebut dijelaskan dengan menggunakan Teori Wallas, Wallas (1926) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
Ø  Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.
Ø  Inklubasi    : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.
Ø  Iluminasi   : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan ide apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.
Ø  Verifikasi   : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas.
4.      Produk
Menurut tokoh Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social tetapi tidak keseluruhan produk itu harus baru. Akhirnya Kelompok telah mendapatkan produk yang akan ditampilkan yang berjudul “puppet show” walaupun puppet ini telah ada ditampilkan dibeberapa Negara, tetapi ini merupakan sesuatu yang baru bagi kelompok, karena diindonesia sendiri masih sangat jarang ditampilkan, dan kelompok belum pernah memainkannya beberapa anggota malah belum pernah melihatnya, dan juga kelompok memberikan kombinasi-kombinasi yang baru untuk performa ini, sehingga dapat dikatakan ini adalah suatu produk yang baru.
PUPPET SHOW
LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia hiburan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak ide-ide kreatif yang di munculkan para tokoh-tokoh industri kreatif untuk membuat hiburan yang memiliki kualitas yang baik bagi penonton.  Karya-karya kreatif yang banyak di hasilkan oleh para tokoh sangat bervariasi, salah satunya adalah pertunjukan puppet. Puppet adalah sebuah boneka yang terbuat dari kain. Sejarah puppet berasal dari Eropa pada awal-awal kurun waktu 1900-an. Puppet juga merupakan sebuah konsep pertunjukan dari  China kuno. Puppet biasanya digunakan sebagai watak untuk sebuah pementasan. Sebuah pementasan bisa direka dari bermacam-macam puppet dan juga bisa digunakan dengan beberapa cerita. Puppet terbuat dari stokin, butang baju, benang bulu kambing, jarum kait, reben, pengesat kuali dan lain-lain lagi mengikut tingkat kreativitas dari seorang  tokoh yang memainkannya. Di Malaysia masyarakat yang paling terkenal dengan puppet adalah masyarakat di Kelantan melalui wayang kulit.
Perkembangan seni puppet di Indonesia masih sangat jarang. Pentas-pentas seni yang sering dilakukan para seniman masih sangat jarang yang menggunakan puppet sebagai instrumen utama dari sebuah pertunjukan. Dengan masih sedikitnya seni puppet yang ada di Indonesia, kami kelompok 4 tertarik untuk menampilkan sebuah performa dengan menggunakan puppet sebagai instrumennya. Kami kelompok 4 menamakan pertunjukan/performa kami dengan nama “puppet show”.
KONSEP
Adapun konsep performa kelompok yang ditampilkan dikelas adalah          :
1.    Kelompok menampilkan sebuah drama dengan menggunakan boneka puppet. Dimana Performa dimulai dengan adanya sebuah narasi yang dibacakan dan dilanjut dengan adanya sebuah drama yang diperankan oleh boneka puppet. Adapun garis besar drama yang dimainkan kelompok adalah      :
MUKA TAK SEINDAH NAMA
Drama ini menceritakan tentang seorang cowok yang memiliki nama keren yaitu KEVIN APRILIO, namanya sangat familir karena salah satu artis top Indonesia sama dengan namanya, menurut Kevin namanya itu merupakan kutukan baginya, nama yang membuat dia ditertawain 3 kali setiap harinya, dia  merasa seperti  minum obat, nggak pagi, siang dan malam dia jadi bahan tertawaan orang, nama sama mukanya sama sekali nggak sesuai, dia juga bingung kenapa dia dikasih nama sekeren itu, padahal udah jelas mukanya jelek, dan dia juga sempat protes sama bokap nyokapnya kenapa dia dinamain kevin aprilio yang notabene yang punya nama itu pasti ganteng dan jadi idola, sementara dia?  Muka bonyok, tetapi dia merasa nama itu sebagai salah satu kelebihan yang dia punya, karena semua yang ada pada dirinya itu minus jadi setidaknya ada satu hal nilai plus dari dirinya yaitu nama, dan kata mereka juga nama itu supaya gue gampang kenalan sama cewek dan gampang dapet pacar, ya emang bener sih, tapiii BUKTINYA!!!
Suatu ketika ada malaikat yang mau nyariin pacar buat kevin, dia temen kevin namanya JOJON, dia adalah cowok idola di kampusnya, dia cowok ganteng kapten tim futsal dan juga pinter, semua yang ada di dirinya itu serba nilai plus, tapi satu kekurangannya yaitu NAMA. Cewek yang dikasih jojon ternyata tidak sesuai harapan Kevin, cewek itu bernama Barbie, Barbie memiliki gigi mas, sehingga kalau senyum Kevin merasa silau karena giginya, setelah berjumpa dengan barbie dia merasa tidak sesuai, tetapi Barbie selalu sms Kevin, yang membuat Kevin jengkel dengan Barbie, sehingga Barbie memutuskan untuk tidak berteman lagi dengan Kevin.
Selama dua minggu Kevin disibukan dengan dunia maya, dia menggunakan facebook dan twitter untuk mendekati cewek-cewek cantik, ternyata cewek-cewek cantik banyak yang suka dan minta jumpa dengannya, salah satu cewek yang dia jumpai bernama Amelda, ketika berjumpa amelda, ternyata kevin digampar dan ditinggalkan begitu saja direstoran, karena foto di facebook tidak sesuai dengan yang asli, Kevin ternyata menggunakan foto Jojon yang ganteng untuk mendekati cewek cantik.
Dan tiba-tiba dia disms Barbie, dan dia baru menyadari ternyata dia cinta dengan Barbie, kali ini Barbie ngajak Kevin jumpa lagi, dengan spontan Kevinpun langsung menjumpai Barbie, ketika akan menjumpai Barbie dipikirannya adalah gigi Barbie yang membuatnya silau dan menambah minus matanya, ternyata setelah berjumpa Barbie makin cantik dan tidak memiliki gigi berwarna emas lagi, kevinpun bertambah jatuh cinta, tetapi Barbie meminta jumpa hanya ingin memberikan undangan pernikanhannya.
Kevin merasa frustasi sama apa yang dia alamin belakangan ini, dia udah gak kuat, dia galau abisss, sampai pada akhirnya dia ngadain acara bubur merah bubur putih sebagai tanda digantinya namanya menjadi “eyang galau”, dia berharap nama barunya bisa membawa hoki buatnya dalam hubungan percintaan.
2.    Waktu keseluruhan pertunjukan kurang lebih 20 menit.
3.    Setiap anggota didalam kelompok ikut berperan dalam performa ini, adapun peranan masing-masing anggota adalah :
·         Sastri Dalila                                    : Memainkan peran sebagai Amelda
·         Dhita Sundari                                 : Membaca Narasi
·         Kurnia Boby Safarov Hasibuan     : Memainkan peran sebagai Jojon
·         Akhlak Khazimi Harahap               : Memainkan peran sebagai Barbie    
·         Reza Al-Faridz                               : Memainkan peran sebagai Kevin Aprilio
ALAT
Dalam menampilkan dikelas tentunya kelompok menggunakan alat-alat yang mendukung performa, adapun alat-alat yang digunakan ketika performa adalah sebagai berikut :
1.      Boneka puppet
Boneka puppet yang kelompok gunakan merupakan hasil buatan sendiri tanpa dibeli, adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
-          Kaus kaki
-          Kancing baju
-          Benang wol
-          Jarum dan benang jahit
-          Kain flanel warna merah muda
Cara pembuatan :
-          Siapkan kaus kaki
-          Kemudian pasangkan 2 buah kancing baju sebagai matanya dengan menggunakan jarum dan benang jahit, pastikan kancing dipasangkan dengan kuat agar tidak terlepas dari kaus kaki ketika pertunjukan sudah dimulai.
-          Setelah kancing terpasang, gunakan benang wol secukupnya untuk dijadikan rambut boneka, bentuk rambutnya dapat di bentuk sesuai karakter yang akan dimainkan. Caranya bisa diikat dengan benang jahit yang kemudian dijahit pada boneka.
-          Langkah terakhir adalah membuat mulut boneka dari kain flanel, caranya adalah memasukkan tangan kedalam kaus kaki dan bentuklah sebuah mulut, gambarkan pola mulut pada kain flanel, dan guntinglah kain flanel sesuai bentuk mulut boneka yang telah digambarkan tadi. Tempelkan kain flanel ke kaus kaki dengan menggunakan double tape.
Hasil  boneka puppet  :
Peran kelompok mengerjakan boneka puppet :
·         Setiap anggota didalam kelompok membawa semua peralatan
·         Sastri dalila dan Dhita sundari membuat boneka puppet
2.      Panggung kardus untuk pertunjukan boneka puppet
Panggung ini juga dibuat oleh kelompok, dimana panggung yang kelompok buat terbuat dari kardus, ini digunakan untuk memudahkan kelompok memainkan perannya masing-masing secara tidak terlihat yang diperlihatkan hanya boneka puppet.
Alat dan bahan
a.       Kardus bekas, kalo bisa yang berukuran besar (kardus kulkas atau tv)
b.      Gunting
c.       Cutter
d.      Isolasi bening
e.       Double tape
f.       Pita untuk menggantung tirai dan kain bekas untuk tirai
g.      Kertas karton warna-warni (bisa kertas kado, kertas krep)
h.      Lem
i.        Rumput taman
j.        Kain hitam
Cara membuat :
a.       Potong bagian depan kardus, seperti membuat bingkai jendela, buang bagian belakang kardus agar kita bisa masuk dan bercerita
b.      Hias dengan kertas karton/kertas kado/cat dengan cat air bagian depan kardus (bingkai)
c.       Tempel dengan tempelan rumput taman, atau tema-tema lain sesuka hati
d.      Pasang tirai dengan mengikat pita pada bagian samping kanan-kiri kardus
e.       Panggung boneka sudah siap digunakan,
 hasilnya seperti gambar dibawah:
Peran kelompok mengerjakan panggung kardus :
·         Kurnia Boby Safarov Hasibuan, Akhlak Khazimi Harahap dan Reza Al-Faridz membuat panggung kardus.
3.      Handphone (untuk menghidupkan musik)
4.      Pengeras suara
5.      Meja
Sebagai peninggi panggung kardus dan untuk menutupi anggota kelompok yang memainkan boneka puppet.
DISKUSI KELOMPOK DALAM MENGERJAKAN KREATIVITAS
Ketika menyelesaikan suatu permasalahan secara kelompok maka sangat diperluka diskusi, sama seperti  tugas kreativitas ini kelompok sering berdiskusi, tetapi Secara umum kelompok sering berdiskusi melalui dunia maya dengan menggunakan LINE, dimana kelompok membuat grup kreativitas untuk menyelesaikan tugas ini dengan menggunakan LINE, sedangkan berdiskusi tatap muka secara langsung terjadi sesudah kelas kreativitas.  
Ini merupakan diskusi  tatap muka yang kesekian kalinya, pada diskusi yang  disini kami membahas tentang pengerjaan boneka, panggung pertunjukan dan drama yang digunakan, diskusi ini pada tanggal 5 november 2014.
Pada diskusi yang ketiga kami membahas tentang teknis pertunjukan boneka ini yaitu siapa saja pemeran yang memainkan boneka dan dalang yang akan bercerita, dan sedikit berlatih memainkan peran masing-masing.
TESTIMONI DAN PERTANYAAN
Teman-teman
1.      Sangat terhibur dengan penampilan kelompok, penampilan oke,  tetapi kak dita dalam membaca narasi intonasinya datar (Cristin, kelompok 1).
2.      Terhibur dengan penampilan kelompok, lucu, tetapi artikulasi diperjelas lagi, vokalnya juga kurang keras, kalau penonton lagi ketawa jangan lanjut main dulu ( dinda, kelompok 5)
Dosen
1.      Diblog kelompok masih sama dengan kelompok yang sudah tampil sebelumnya, hanya memaparkan teori.
2.      Posting gambar puppet diblog yang kelompok buat sendiri
3.      Posting garis besar cerita
4.      Jelaskan kenapa sampai memilih ide kaus kaki dalam menggunakan boneka puppet
5.      Buat durasi performa diblog