Minggu, 30 November 2014

EVALUASI KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4

EVALUASI
KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4
Anggota Kelompok
Ø  Sastri Dalila                                       : 101301002
Ø  Dhita Sundary Dalimunthe               : 101301009
Ø  Kurnia Boby Safarov Hasibuan       : 121301054
Ø  Akhlak Khazimi Harahap                 : 121301103   
Ø  Reza Al-Faridz                                  : 131301113
           Pada matakuliah kreativitas, difakultas Psikologi USU, berbagai macam cara dilakukan dosen pengampu matakuliah ini untuk membuat mahasiswa memahami masalah keterbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat menjadi pribadi yang lebih kreatif, atau dapat membantu orang lain untuk berfikir, bersikap, dan berprilaku kreatif. Salah satu tekhnik yang dilakukan dosen pengampu kami dalam mencapai tujuan matakuliah ini adalah dengan memberikan tugas-tugas, baik tugas individu maupun kelompok, yang kami posting kali ini merupakan salah satu tugas kelompok, dimana kelompok harus memposting konsep performa yang dikaitkan dengan teori, yang nantinya performa tersebut akan ditampilkan didepan kelas. Berikut  konsep yang dihasilkan oleh kelompok 4.
PUPPET SHOW
TEORI
Proses yang dilalui kelompok dalam menghasilkan ide menampilkan Puppet Show, Ditinjau dari teori 4P :
1.      Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Ketika kelompok diberikan tugas menampilkan performa, masing-masing individu didalam kelompok mulai berfikir performa apa yang akan ditampilkan sambil berdiskusi, dan muncullah beberapa ide performa yang berbeda-beda dari setiap individu, disini kelompok berdiskusi ketika sesudah mata kuliah kreativitas selesai.
2.      Press
Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu, baik dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Setiap individu didalam kelompok ingin mendapatkan nilai A pada mata kuliah kreativitas, ini merupakan dorongan dari internal setiap individu didalam kelompok. Sedangkan dorongan eksternal kami adalah kami tidak mau kalah dari kelompok yang lain, adanya rasa ingin menampilkan yang terbaik diantara yang lain, membuat sesuatu yang berbeda dan unik.  
3.      Proses
Menurut Torrance (1988) proses kreatif dan ilmiah dimulai dari kita menemukan suatu masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Disini ketika kelompok diberi tugas menampilkan performa kreativitas ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok, dimana kelompok harus mendapatkan suatu ide untuk meyelesaikan tugas tersebut sampai dapat menampilkan performa didalam kelas.
Adapun tahap dalam memecahkan masalah tersebut dijelaskan dengan menggunakan Teori Wallas, Wallas (1926) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
Ø  Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.
Ø  Inklubasi    : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.
Ø  Iluminasi   : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan ide apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.
Ø  Verifikasi   : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas.
4.      Produk
Menurut tokoh Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social tetapi tidak keseluruhan produk itu harus baru. Akhirnya Kelompok telah mendapatkan produk yang akan ditampilkan yang berjudul “puppet show” walaupun puppet ini telah ada ditampilkan dibeberapa Negara, tetapi ini merupakan sesuatu yang baru bagi kelompok, karena diindonesia sendiri masih sangat jarang ditampilkan, dan kelompok belum pernah memainkannya beberapa anggota malah belum pernah melihatnya, dan juga kelompok memberikan kombinasi-kombinasi yang baru untuk performa ini, sehingga dapat dikatakan ini adalah suatu produk yang baru.
PUPPET SHOW
LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia hiburan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak ide-ide kreatif yang di munculkan para tokoh-tokoh industri kreatif untuk membuat hiburan yang memiliki kualitas yang baik bagi penonton.  Karya-karya kreatif yang banyak di hasilkan oleh para tokoh sangat bervariasi, salah satunya adalah pertunjukan puppet. Puppet adalah sebuah boneka yang terbuat dari kain. Sejarah puppet berasal dari Eropa pada awal-awal kurun waktu 1900-an. Puppet juga merupakan sebuah konsep pertunjukan dari  China kuno. Puppet biasanya digunakan sebagai watak untuk sebuah pementasan. Sebuah pementasan bisa direka dari bermacam-macam puppet dan juga bisa digunakan dengan beberapa cerita. Puppet terbuat dari stokin, butang baju, benang bulu kambing, jarum kait, reben, pengesat kuali dan lain-lain lagi mengikut tingkat kreativitas dari seorang  tokoh yang memainkannya. Di Malaysia masyarakat yang paling terkenal dengan puppet adalah masyarakat di Kelantan melalui wayang kulit.
Perkembangan seni puppet di Indonesia masih sangat jarang. Pentas-pentas seni yang sering dilakukan para seniman masih sangat jarang yang menggunakan puppet sebagai instrumen utama dari sebuah pertunjukan. Dengan masih sedikitnya seni puppet yang ada di Indonesia, kami kelompok 4 tertarik untuk menampilkan sebuah performa dengan menggunakan puppet sebagai instrumennya. Kami kelompok 4 menamakan pertunjukan/performa kami dengan nama “puppet show”.
KONSEP
Adapun konsep performa kelompok yang ditampilkan dikelas adalah          :
1.    Kelompok menampilkan sebuah drama dengan menggunakan boneka puppet. Dimana Performa dimulai dengan adanya sebuah narasi yang dibacakan dan dilanjut dengan adanya sebuah drama yang diperankan oleh boneka puppet. Adapun garis besar drama yang dimainkan kelompok adalah      :
MUKA TAK SEINDAH NAMA
Drama ini menceritakan tentang seorang cowok yang memiliki nama keren yaitu KEVIN APRILIO, namanya sangat familir karena salah satu artis top Indonesia sama dengan namanya, menurut Kevin namanya itu merupakan kutukan baginya, nama yang membuat dia ditertawain 3 kali setiap harinya, dia  merasa seperti  minum obat, nggak pagi, siang dan malam dia jadi bahan tertawaan orang, nama sama mukanya sama sekali nggak sesuai, dia juga bingung kenapa dia dikasih nama sekeren itu, padahal udah jelas mukanya jelek, dan dia juga sempat protes sama bokap nyokapnya kenapa dia dinamain kevin aprilio yang notabene yang punya nama itu pasti ganteng dan jadi idola, sementara dia?  Muka bonyok, tetapi dia merasa nama itu sebagai salah satu kelebihan yang dia punya, karena semua yang ada pada dirinya itu minus jadi setidaknya ada satu hal nilai plus dari dirinya yaitu nama, dan kata mereka juga nama itu supaya gue gampang kenalan sama cewek dan gampang dapet pacar, ya emang bener sih, tapiii BUKTINYA!!!
Suatu ketika ada malaikat yang mau nyariin pacar buat kevin, dia temen kevin namanya JOJON, dia adalah cowok idola di kampusnya, dia cowok ganteng kapten tim futsal dan juga pinter, semua yang ada di dirinya itu serba nilai plus, tapi satu kekurangannya yaitu NAMA. Cewek yang dikasih jojon ternyata tidak sesuai harapan Kevin, cewek itu bernama Barbie, Barbie memiliki gigi mas, sehingga kalau senyum Kevin merasa silau karena giginya, setelah berjumpa dengan barbie dia merasa tidak sesuai, tetapi Barbie selalu sms Kevin, yang membuat Kevin jengkel dengan Barbie, sehingga Barbie memutuskan untuk tidak berteman lagi dengan Kevin.
Selama dua minggu Kevin disibukan dengan dunia maya, dia menggunakan facebook dan twitter untuk mendekati cewek-cewek cantik, ternyata cewek-cewek cantik banyak yang suka dan minta jumpa dengannya, salah satu cewek yang dia jumpai bernama Amelda, ketika berjumpa amelda, ternyata kevin digampar dan ditinggalkan begitu saja direstoran, karena foto di facebook tidak sesuai dengan yang asli, Kevin ternyata menggunakan foto Jojon yang ganteng untuk mendekati cewek cantik.
Dan tiba-tiba dia disms Barbie, dan dia baru menyadari ternyata dia cinta dengan Barbie, kali ini Barbie ngajak Kevin jumpa lagi, dengan spontan Kevinpun langsung menjumpai Barbie, ketika akan menjumpai Barbie dipikirannya adalah gigi Barbie yang membuatnya silau dan menambah minus matanya, ternyata setelah berjumpa Barbie makin cantik dan tidak memiliki gigi berwarna emas lagi, kevinpun bertambah jatuh cinta, tetapi Barbie meminta jumpa hanya ingin memberikan undangan pernikanhannya.
Kevin merasa frustasi sama apa yang dia alamin belakangan ini, dia udah gak kuat, dia galau abisss, sampai pada akhirnya dia ngadain acara bubur merah bubur putih sebagai tanda digantinya namanya menjadi “eyang galau”, dia berharap nama barunya bisa membawa hoki buatnya dalam hubungan percintaan.
2.    Waktu keseluruhan pertunjukan kurang lebih 20 menit.
3.    Setiap anggota didalam kelompok ikut berperan dalam performa ini, adapun peranan masing-masing anggota adalah :
·         Sastri Dalila                                    : Memainkan peran sebagai Amelda
·         Dhita Sundari                                 : Membaca Narasi
·         Kurnia Boby Safarov Hasibuan     : Memainkan peran sebagai Jojon
·         Akhlak Khazimi Harahap               : Memainkan peran sebagai Barbie    
·         Reza Al-Faridz                               : Memainkan peran sebagai Kevin Aprilio
ALAT
Dalam menampilkan dikelas tentunya kelompok menggunakan alat-alat yang mendukung performa, adapun alat-alat yang digunakan ketika performa adalah sebagai berikut :
1.      Boneka puppet
Boneka puppet yang kelompok gunakan merupakan hasil buatan sendiri tanpa dibeli, adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
-          Kaus kaki
-          Kancing baju
-          Benang wol
-          Jarum dan benang jahit
-          Kain flanel warna merah muda
Cara pembuatan :
-          Siapkan kaus kaki
-          Kemudian pasangkan 2 buah kancing baju sebagai matanya dengan menggunakan jarum dan benang jahit, pastikan kancing dipasangkan dengan kuat agar tidak terlepas dari kaus kaki ketika pertunjukan sudah dimulai.
-          Setelah kancing terpasang, gunakan benang wol secukupnya untuk dijadikan rambut boneka, bentuk rambutnya dapat di bentuk sesuai karakter yang akan dimainkan. Caranya bisa diikat dengan benang jahit yang kemudian dijahit pada boneka.
-          Langkah terakhir adalah membuat mulut boneka dari kain flanel, caranya adalah memasukkan tangan kedalam kaus kaki dan bentuklah sebuah mulut, gambarkan pola mulut pada kain flanel, dan guntinglah kain flanel sesuai bentuk mulut boneka yang telah digambarkan tadi. Tempelkan kain flanel ke kaus kaki dengan menggunakan double tape.
Hasil  boneka puppet  :
Peran kelompok mengerjakan boneka puppet :
·         Setiap anggota didalam kelompok membawa semua peralatan
·         Sastri dalila dan Dhita sundari membuat boneka puppet
2.      Panggung kardus untuk pertunjukan boneka puppet
Panggung ini juga dibuat oleh kelompok, dimana panggung yang kelompok buat terbuat dari kardus, ini digunakan untuk memudahkan kelompok memainkan perannya masing-masing secara tidak terlihat yang diperlihatkan hanya boneka puppet.
Alat dan bahan
a.       Kardus bekas, kalo bisa yang berukuran besar (kardus kulkas atau tv)
b.      Gunting
c.       Cutter
d.      Isolasi bening
e.       Double tape
f.       Pita untuk menggantung tirai dan kain bekas untuk tirai
g.      Kertas karton warna-warni (bisa kertas kado, kertas krep)
h.      Lem
i.        Rumput taman
j.        Kain hitam
Cara membuat :
a.       Potong bagian depan kardus, seperti membuat bingkai jendela, buang bagian belakang kardus agar kita bisa masuk dan bercerita
b.      Hias dengan kertas karton/kertas kado/cat dengan cat air bagian depan kardus (bingkai)
c.       Tempel dengan tempelan rumput taman, atau tema-tema lain sesuka hati
d.      Pasang tirai dengan mengikat pita pada bagian samping kanan-kiri kardus
e.       Panggung boneka sudah siap digunakan,
 hasilnya seperti gambar dibawah:
Peran kelompok mengerjakan panggung kardus :
·         Kurnia Boby Safarov Hasibuan, Akhlak Khazimi Harahap dan Reza Al-Faridz membuat panggung kardus.
3.      Handphone (untuk menghidupkan musik)
4.      Pengeras suara
5.      Meja
Sebagai peninggi panggung kardus dan untuk menutupi anggota kelompok yang memainkan boneka puppet.
DISKUSI KELOMPOK DALAM MENGERJAKAN KREATIVITAS
Ketika menyelesaikan suatu permasalahan secara kelompok maka sangat diperluka diskusi, sama seperti  tugas kreativitas ini kelompok sering berdiskusi, tetapi Secara umum kelompok sering berdiskusi melalui dunia maya dengan menggunakan LINE, dimana kelompok membuat grup kreativitas untuk menyelesaikan tugas ini dengan menggunakan LINE, sedangkan berdiskusi tatap muka secara langsung terjadi sesudah kelas kreativitas.  
Ini merupakan diskusi  tatap muka yang kesekian kalinya, pada diskusi yang  disini kami membahas tentang pengerjaan boneka, panggung pertunjukan dan drama yang digunakan, diskusi ini pada tanggal 5 november 2014.
Pada diskusi yang ketiga kami membahas tentang teknis pertunjukan boneka ini yaitu siapa saja pemeran yang memainkan boneka dan dalang yang akan bercerita, dan sedikit berlatih memainkan peran masing-masing.
TESTIMONI DAN PERTANYAAN
Teman-teman
1.      Sangat terhibur dengan penampilan kelompok, penampilan oke,  tetapi kak dita dalam membaca narasi intonasinya datar (Cristin, kelompok 1).
2.      Terhibur dengan penampilan kelompok, lucu, tetapi artikulasi diperjelas lagi, vokalnya juga kurang keras, kalau penonton lagi ketawa jangan lanjut main dulu ( dinda, kelompok 5)
Dosen
1.      Diblog kelompok masih sama dengan kelompok yang sudah tampil sebelumnya, hanya memaparkan teori.
2.      Posting gambar puppet diblog yang kelompok buat sendiri
3.      Posting garis besar cerita
4.      Jelaskan kenapa sampai memilih ide kaus kaki dalam menggunakan boneka puppet
5.      Buat durasi performa diblog

Sabtu, 08 November 2014

“LENTERA (ku)”



Warna...
Merah, biru, hitam, dan putih
Rasa...
Manis, pahit, asam, dan pedas
Rasa?
Sakit, pilu, riang, dan gembira
Seolah tercipta nan terasa tiap detiknya
Dahulu... Saat itu... dan Berlalu...

Segala bentuk warna dan rasa tak tercipta untuk selamanya
Datar... Hidup dengan raga tanpa jiwa
Datar... Ekspresi tanpa emosi nan tenang
Seolah tak terasa namun inilah yang tersisa
Saat terkenang sentuhan lembayung pelipur lara
Namun berlalu diterpa angin... Tak bersisa

Gelap... Gelap...
Pandanganku gelap...
Tertinggal oleh sang lentera
Yang hangatnya masih terasa, tak terlihat wujudnya
Kemana? Dimana?
Seandainya aku tahu...
Engkau hanya hadir dalam mimpi, tapi sirna dari pandangan
Mimpi... Ya, hanya mimpi...

Namun jika hanya mimpi yang dapat mempertemukan kita 
Aku takkan mau membuka mataku... Lagi...

Jumat, 24 Oktober 2014

Kreativitas

KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4

Anggota Kelompok 

        

     Pada matakuliah kreativitas, difakultas Psikologi USU berbagai macam cara dilakukan dosen pengampu matakuliah ini untuk membuat mahasiswa memahami masalah keterbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat menjadi pribadi yang lebih kreatif, atau dapat membantu orang lain untuk berfikir, bersikap, dan berprilaku kreatif. Salah satu tekhnik yang dilakukan dosen pengampu kami dalam mencapai tujuan matakuliah ini adalah dengan memberikan tugas-tugas, baik tugas individu maupun kelompok, yang kami posting kali ini merupakan salah satu tugas kelompok, dimana kelompok harus memposting konsep performa yang dikaitkan dengan teori, yang nantinya performa tersebut akan ditampilkan didepan kelas. Berikut  konsep yang dihasilkan oleh kelompok 4.
PUPPET SHOW


A. TEORI


Ditinjau dari teori 4P :


   1.      Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Ketika kelompok diberikan tugas menampilkan performa, masing-masing individu didalam kelompok mulai berfikir performa apa yang akan ditampilkan sambil berdiskusi, dan muncullah beberapa ide performa yang berbeda-beda dari setiap individu.
   2.      Press
Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu, baik dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Setiap individu didalam kelompok ingin mendapatkan nilai A pada mata kuliah kreativitas, ini merupakan dorongan dari internal setiap individu didalam kelompok. Sedangkan dorongan eksternal kami adalah kami tidak mau kalah dari kelompok yang lain, adanya rasa ingin menampilkan yang terbaik diantara yang lain, membuat sesuatu yang berbeda dan unik.  
   3.      Proses
Menurut Torrance (1988) proses kreatif dan ilmiah dimulai dari kita menemukan suatu masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Disini ketika kelompok diberi tugas menampilkan performa kreativitas ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok, dimana kelompok harus mendapatkan suatu ide untuk meyelesaikan tugas tersebut sampai dapat menampilkan performa didalam kelas.
Adapun tahap dalam memecahkan masalah tersebut dijelaskan dengan menggunakan Teori Wallas, Wallas (1926) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
Ø  Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.
Ø  Inklubasi    : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.
Ø  Iluminasi   : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan idea apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.
Ø  Verifikasi   : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas.

     4.      Produk
Menurut tokoh Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social tetapi tidak keseluruhan produk itu harus baru. Akhirnya Kelompok telah mendapatkan produk yang akan ditampilkan yang berjudul “puppet show” walaupun puppet ini telah ada ditampilkan dibeberapa Negara, tetapi ini merupakan sesuatu yang baru bagi kelompok, karena diindonesia sendiri masih sangat jarang ditampilkan, dan kelompok belum pernah memainkannya beberapa anggota malah belum pernah melihatnya, dan juga kelompok memberikan kombinasi-kombinasi yang baru untuk performa ini, sehingga dapat dikatakan ini adalah suatu produk yang baru.

PUPPET SHOW
B. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia hiburan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak ide-ide kreatif yang di munculkan para tokoh-tokoh industri kreatif untuk membuat hiburan yang memiliki kualitas yang baik bagi penonton.  Karya-karya kreatif yang banyak di hasilkan oleh para tokoh sangat bervariasi, salah satunya adalah pertunjukan puppet. Puppet adalah sebuah boneka yang terbuat dari kain.Sejarah puppet berasal dari Eropa pada awal-awal kurun waktu 1900-an. Puppet juga merupakan sebuah konsep pertunjukan dari  China kuno. Puppet biasanya digunakan sebagai watak untuk sebuah pementasan. Sebuah pementasan bisa direka dari bermacam-macam puppet dan juga bisa digunakan dengan beberapa cerita. Puppet terbuat dari stokin, butang baju, benang bulu kambing, jarum kait, reben, pengesat kuali dan lain-lain lagi mengikut tingkat kreativitas dari seorang  tokoh yang memainkannya. Di Malaysia masyarakat yang paling terkenal dengan puppet adalah masyarakat di Kelantan melalui wayang kulit.
Perkembangan seni puppet di Indonesia masih sangat jarang. Pentas-pentas seni yang sering dilakukan para seniman masih sangat jarang yang menggunakan puppet sebagai instrumen utama dari sebuah pertunjukan. Dengan masih sedikitnya seni puppet yang ada di Indonesia, kami kelompok 4 tertarik untuk menampilkan sebuah performa dengan menggunakan puppet sebagai instrumennya. Kami kelompok 4 menamakan pertunjukan/performa kami dengan nama “puppet show”.


C. ALAT




ØBoneka puppet
Ø  Handphone (untuk menghidupkan musik)
Ø  Pengeras suara
Ø  Meja (tempat pertunjukan)

D. KONSEP
1. Kelompok kami beranggotakan lima orang, kami akan melakukan pertunjukannya secara bersama-sama dengan pembagian peran yang berbeda-beda disetiap individu.
2.   Waktu keseluruhan pertunjukan kurang lebih 20 menit.
3.   Topik Drama yang dibahas bisa bebas/khusus.
4. Performa dimulai dengan adanya sebuah narasi yang dibacakan dan adanya sebuah drama yang diperankan oleh puppet yang akan kami buat.


E. CONTOH 
Produk :
 puppet show  

Boneka Puppet :

    
F. HARAPAN


Kelompok berharap setelah menampilkan performa ini, kelompok bisa lebih kreatif lagi dan dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna bagi semua orang, dengan berlandaskan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan. Dan kelompok juga berharap setelah kelompok menampilkan performa yang dikonsepkan ini dosen dan teman-teman yang lain merasa terhibur dengan apa yang kami tampilkan, sehinngga kami layak mendapatkan nilai A dimatakuliah ini.