Murid Berprestasi Rendah dan Sulit Didekati
Dalam hal ini, terdapat dua jenis murid berprestasi rendah
dan sulit didekati. Yang pertama adalah murid yangh tidak bersemangat dan
kurang percaya diri, dan yang kedua adalah murid yang tidak tertarik dan
terasing. Kedua hal ini dapat mengurangi prestasi murid selama disekolah dan
akan merugikan masa depannya nanti.
Murid yang tidak bersemangat mencakup 3 jenis, yaitu :
- Murid berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah. Murid jenis ini harus diberi keyakinan atau semangat secara terus-menerus agar mereka sadar bahwa prestasi mereka disekolah itu sangat penting untuk mendukung masa depan mereka dimasa depan. Ditambah lagi dengan seluruh tantangan yang ada demi mencapai tujuan mereka dikemudian hari. Serta murid jenis ini juga harus selalu diberikan motivasi bahwa untuk memperoleh kesuksesan serta kemajuan dengan usaha keras dan nyata. Dalam hal ini, instruksi khusus juga sebaiknya dilakukan agar keahlian mereka dalam suatu hal dapat meningkat, bantu mereka dalam menentukan tujuan, serta beri dukungan agar tujuan itu dapat tercapai.
- Murid dengan sindrom kegagalan. Sindrom kegagalan dapat diartikan sebagai ekspektasi rendah dalam mencapai kesuksesan serta menyerah saat menghadapi tantangan atau kesulitan diawal usaha mereka. Murid jenis ini biasnya tidak mau berusaha keras, mengerjakan suatu hal setengah hati, dan mudah menyerah saat mendapat kesulitan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi sindrom seperti ini adalah dengan melakukan retraining kognitif seperti retraining kecakapan dan retraining atribusi.
- Murid yang melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan. Murid jenis ini cenderung tidak mau mengejar tujuan pembelajaran dan menjalankan strategi pembelajaran dengan tidak efektif. Salah satu strategi yang dilakukan murid untuk menghindari kesalahan adalah dengan cara non-performance atau tidak mau mencoba, contohnya adalah ketika guru memberikan pertanyaan kepada murid tetapi mengharap agar guru memanggil murid lain, atau dengan cara menundukkan kepalanya agar tidak dilihat oleh guru, dan lain sebagainya. Strategi lain yang diterapkan oleh murid jenis ini adalah berpura-pura, yaitu murid tampak seperti berpartisipasi tapi hanya untuk menghindari hukuman. Contohnya adalah ketika murid bertanya suatu pertanyaan pada gurunya padahal mereka sudah tahu jawabannya. Prokrastinasi akademik atau menunda-nunda kegiatan akademik adalah strategi yang luar biasa karena mereka selalu mengaitkan kegagalan mereka dengan manajemen waktu yang buruk. Menentukan tujuan yang tidak terjangkau juga menjadi salah satu strategi lain mereka agar dapat menutupi kegagalan mereka.
Berikut
adalah sejumlah strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi
problem-problem diatas :
- Murid dapat diberi tugas yang menarik untuk menarik perhatian mereka, tugas ini harus menantang namun juga tidak boleh berada diluar batas kemampuan mereka. Kemudian jika kemampuan serta keahlian mereka telah meningkat, pengajar dapat menaikkan tingkat kesulitan untuk tugas-tugas berikutnya.
- Berikan reward, namun hal ini tidak hanya dilakukan untuk murid yang pintar dan cerdas saja, usahakan untuk memberikan reward bagi murid yang sudah berusaha keras dalam meningkatkan performa mereka dikelas. Pastikan jugahadiah yang anda berikan itu dapat membangun dan memperkuat kemauan murid demi mencapai tujuan mereka.
- Bantu murid untuk menentukan tujuan mereka kedepan, namun anda harus memberikan tujuan yang menantang namun tetap realistis dan tidak mustahil untuk dicapai. Beri juga dukungan emosional pada mereka untuk dapt mencapai tujuan tersebut.
- Perkuat asosiasi antarausaha dan harga diri, hal ini berguna untuk menimbulkan rasa bangga pada murid setelah mereka berusaha keras agar tetap berusaha dikemudian hari.
- Dorong murid untuk memegang keyakinan positif terhadap kemampuan mereka sendiri.
- Jalin hubungan antara guru dan murid agar guru dapat membimbing serta memberi motivasi lebih terhadap murid demi mencapai kesuksesannya.
Murid
yang terasing adalah murid yang tidak tertarik untuk belajar, apatis, atau
menjauhkan diri dari pembelajaran disekolah. Berprestasi disekolah bukanlah hal
penting bagi mereka. Untuk mendekati murid seperti ini dibutuhkan usaha terus
menerus untuk memberikan sosialisasi sikap mereka terhadap prestasi mereka
disekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar